Biaya logistik yang rendah jadi salah satu acuan daya saing sebuah negara. Sederhananya, semakin rendah biaya logistik maka biaya produksi di negara tersebut semakin murah.
Indonesia merupakan negara yang mempunyai pasar global yang besar. Aktivitas perdagangan indonesia boleh dikatakan cukup besar dan tidak terlepas dari peran logistik nasional dalam kelancaran perdagangan internasional di Indonesia.
Bagi setiap negara, biaya logistik yang rendah adalah target yang harus terpenuhi supaya dapat merangsang pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tak terkecuali Indonesia. Indonesia memiliki cita- cita ‘Indonesia Emas’ pada tahun 2045, yang mana ketika itu Indonesia telah masuk dalam kategori negara maju.
Akan tetapi logistik Indonesia tergolong tinggi pada ASEAN. Biaya logistik Indonesia pada Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) pada tahun 2017 mencapai 23,5% dibandingkan Produk Domestik Bruto (PDB).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah meresmikan Pusat Logistik Berikat (PLB) pada tanggal 10 Maret 2016. PLB adalah tempat penumpukan barang-barang impor yang dibutuhkan untuk industri juga tempat penumpukan barang-barang ekspor yang mengalami penundaan pembayaran pungutan impor serta penundaan pemenuhan ketentuan pembatasan impor.
Ketika diresmikan pertama kali ada 12 PLB pada seluruh Indonesia. Satu tahun kemudian, jumlah Pusat Logistik Berikat berkembang dengan pesat mencapai 34 PLB. Dengan berbagai macam barang timbun yang berbeda dapat disimpulkan sebagai respon positif dunia terhadap usaha fasilitas Pusat Logistik Berikat.
Perkembangan pesat Pusat Logistik Berikat pada tahun pertamanya ikut andil pada hasil penerimaan negara. April 2017, nilai barang yang ditimbun pada gudang PLB mencapai Rp1,16 triliun, yang masing- masing berasal dari 20 perusahaan supplier internasional, 34 perusahaan distribusi internasional, juga 97 perusahaan distribusi lokal. PLB juga berkontribusi terhadap penerimaan negara dengan jumlah bea masuk sejumlah Rp 10,28 miliar, PPh Impor Pasal 22 sejumlah Rp 27,13 miliar, dan PPN Impor sejumlah Rp120,09 miliar.
Pusat Logistik Berikat juga memberi pengaruh positif untuk industri pergudangan di Indonesia. Dengan pendapatan yang pesat pada tahun pertamanya, pengetahuan dan juga pandangan masyarakat Indonesia tentang logistik nasional diharapkan mampu mengubah menjadi lebih baik.
Pencapaian pada tahun pertamanya, diharapkan pengembangan program Pusat Logistik Berikat tersebut nantinya dapat meningkatkan efisiensi waktu, menekan biaya logistik, juga meningkatkan SDM bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) sehingga mampu membawa kemajuan bagi perekonomian Indonesia.
Bagi Anda para investor yang ingin mendapatkan fasilitas Pusat Logistik Berikat terbaik dapat Anda dapatkan di Indonesian Integrated Industrial Estate ( IIIE). IIIE merupakan kawasan industri milik BUMN yang menyediakan produk- produk untuk berinvestasi bagi para pelaku industri baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Untuk info selengkapnya kunjungi website IIIE https://www.iiie.co.id.
Komentar Terbaru